Minggu, 03 Januari 2010

System pendidiksan nasional

System pendidiksan nasional
Perndidikan nasiona merupakan pelaksanan pendidikan sutu Negara yang berdasarkan kepada social cultural, psokolgis, ekonomi, dan politis, di mana dengan jalan pendidikan tersebut ditunjukakn untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yanmg bersangkutan, yang juga sering disebut dengan kepribadian nasional.
System pendidikan nasional
Tujuan system pendidikan nasional, berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Dalam system pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga Negara. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 berbuyi: “tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pegajaran”. Serta UU No. 2 tahun 1989 pasal 5 dan 6 berbuyi:
1. Pasal 5: setiap warrga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
2. Pasal 6: setiap warga Negara berhak atas kesempetan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar meperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrmpilan yag sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan, kenanpuan, dan ketrampilantamat pendidikn dasar.
Dengan ketentuan dsan sampai batas umur tertentu, dalam setiap system pendidikan nasional biasanya ada kewajiban belajar.dalam pendidikan di Indonesia Wajib Belajar muali dicanangkan sejak tanggal 2 mei 1994 oleh Presiden Soeharto yang menetapkan bahwa setiap WNI minimal berpendidikan setingkat SLTP (perndidikan dasar). Pendidikan dasar meliputi SD/MI dan SMP/MTs, diatur dalam PP Nomor 28 Th.1990.
Pendidikan yangh secara formal bertanggung jawab dalam pendidikan nasional adalah guru, yang telah dintarkan lewat pendidikan professional. Pendidikan professional keguruan ini, pada umumnya meliputi dua aspek utama, yaitu penguasaan pengetahuan atau ilmu yang akan diajarkan, dan pengetahuan serta ketrampilan mengajarkannya
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang kedudukan guru dan tenaga kependidikan diatur sedemikian rupa, yaitu sebagai berikut:
Pasal 27:
1. Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkn , mengelola dan / atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2. Tenaga kependidikan, meliptu tenaga pendidik mengelola satuan penddikan, pemilik, pengawas, peneliti dan pengembeng di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
3. Tenaga pengajar merupakan tenga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasr dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.
Pasal 28:
1. Penyelenggaran kegiatan pendidikan pad suatu jenis dan jenjang pendidikan hanya dapat dilakukan oleh tenaga pendidikan yang mempunyai wewenang mengajar.
2. Untuk dapat diangkat sebagai tenaga penmgajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta memiliki kualifikasi serbagai tenaga pengajar.
3. Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada dasarnya diselenggarakan melalui lembaga pendidikan tenaga keguruan.
Di dalam system pendidikan nasional suatu bangsa, maka seluruh wilayah, budaya dan masyarakat, bangsa dan Negara, merupakan lingkungan dari system pendidikan yang bersangkutan. Lingkunagn yang dimaksud adalah lingkungan fisik, lingkungan kebudayaan dan lingkungan social.
System pendidikan nasional memerlukan adanya organisasi dan administrasi pendidikan secara nasional pula. Organisasi pendidikan adalah unit-unit pendidikan dengan mekanisme kerja tertentu yang memberikan kemungkinan tercapainya tujuan pndidikan. Administrasi pendidikan adalah pengelolaan pendidikan dalam arti luas yang setidak-tidaknya meliputiperencanan, pelaksanan, pengenbangan dan pengawasan.
System pendidikan nasional Indonesia
Di dalam pasal 31 ayat 2 UUD 1945, mengamantkan kepada pemerintah republic Indonesia untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Hal tersebut berarti bahwa pemerintahan harus menyususn undang-undang tentang system pendidikan nasional, dalam rangka menyelanggarakan satu system pendidikan nasional yang dimaksud.
Memang dalam sejarahnya, pendidikan di indonesiapernah memiliki undang-undang yang mengatur tentang pendidiakn secara nasional, seperti:
1. UU Nomor 4 Tahu 1950 tentang Dasar-dasar pendidikan dan pengajran di sekolah.
2. UU Nomor 22 Tahun 1961 tentang perguruan tinggi.
Undanmg-udang tersebut bukanlah tentang satu sistem pengajaran dan pendidikan nasional sebagaimana dikehendaki oleh UUD 1945 pasal 31 ayat 2 karena:
1. UU Tahun 1950 dan 1954, hanya tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.
2. UU Tahun 1961 hanya tentang perguruan tinggi.
Dalam ramgka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan:
a) Pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan dapat berdiri sendiri.
b) Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang berwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh dan mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan ideology yang bertentangan dengan Pancasila.
Pendidikan nasional yang ditetapkan oleh undang-undang nomor 2 tahun 1989 ini mengungkapkan prinsipnya, sebagai satu system yaitu:
1. Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas 3 (tiga) jenjang utama, yaitu pendidikan dasr, pendidikan menengah dan perguruan tinggi, yang masing-masing terbagi pula dalam jejang atau tingkatan.
2. Mengatur, bahwa kurikulum, peserta didik dan tenaga ajar, merupakan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 juga disebutkan antara lain:
1. Pendidikan dlam usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya pada masa-masa yang akan dating.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasakan deskripsi tujuan pendidikan nasional tersebut, kita dapat melihat beberapa kualifikasi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang antara lain, ialah:
1. Beriamn dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berbudi pekerti luhur.
3. Memiliki kesehtan jasmani dan rohani.
Sementara menurut TAP MPR No. II?MPR?1993 tentang GBHN dipaparkan tjuan pendidikan nasional secara lebih luas, yaitu:
“pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualits manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menunbuhkan jiwa patriot dan mempertyebal rasa cinta tanah aiar, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan social serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan”.
Sebagai implikasi GBHN di atas, minimal ada tiga hal yang perlu dipedomani, yaitu:
a) Pendidikan harus diarahkan untuk kesejahteraan bangsa.
b) Pendidikan untuk mempersiapkan tenaga kerja bagi industrialisasi mendatang.
c) Pendidikan untuk penguasan IPTEK.
Dasar dan tujuan pendidikan nasional
Persoalan dasar dan tujuan pendidikan nasional merupakan masalh yang sangat Fundamental dalam pelaksanan pendidikan, oleh karena dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik dibawa.
Dalam pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 1989 tersebut disebutkan pula bahwa: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.
Adapun tentang fungsi dri pendidikan nasional, sebagaimana ditegaskan pada pasal 3, yaitu: mengembangkan kemampuab serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upanya mewujudkan tujuan nasional.
Sedangkan tujuan akhir pembangunan bangsa dan Negara Indonesia adalah mencapai masyarakat adil makmur berdasrkam Pancasila dn UUD 1945 yan diridhai Allah SWT.

apakah limas itu (STKIP PGRI TULUNGAGUNG '09 MMATEMATIKA)

A. Pengertian Bangun Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh segi-banyak dan beberapa segitiga yang alasanya berimpit dengan segi-banyak tersebut dan bertemu pada satu titik luar bidang alas.

Selain itu ada juag pengertian limas yang lain “limas adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk segitiga. Kerucut dapat disebut sebagai limas dengan alas berbentuk lingkaran. Limas dengan alas berupa persegi disebut juga piramida.”

Gambar 1.0

Nama sebuah limas ditentukan oleh nama segi-banyakpada bidang alas. Gamaba 1.0 disebut limas segiempat, khususnya disebut lima segiempat T.ABCD.

Unsur-unsur pada limas dapat dijelaskan sebagi berikut.

a Bidang ABCD disebut bidang alas.

b Bidang TAB, TBC, TCD, TDA, masing-masing disebut sisi tegak.

c Garis TA, TB, TC, TD masing-masingdisebut rusuk tegak.

d Titik T disebut dengan titik puncak.

e Garis yang ditarik dari titik T dan tegak lurus bidang ABCD disebut garis tinggi.

f Garis AB, BC, CD, DA masing-masing disebut rusuk alas.

Beberapa limas dapar diberi nama-nama yang khusus sebagai berikut.

1. Limas yang bidang alasnya segitiga disebut dengan bidang empat

2. Limas yang bidang alasnya segi-nberaturab dan garis tingginya melalui titik pusat segi-n tersebut dinamakan limas tegak.

Keterangan ; pusat segi-n beraturan adalah pusat lingkaran luar segi-n tersebut.

B. Pembuktian Volume Limas

Limas itu memilik Luas dan Volume, tapi dalam hal ini akan angkat masalah volume limas. Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Dimana satuan untuk yang digunkan volume adalah 1 m3 = 103 dm3 = 106 cm3 ; liter (=dm3); ml ;dan m3

Gambar 1.1

Gambar 1.1 adalah kubus ABCD.EFGH. O adalah titik pusat kubus. Jika O adalah titik puncak limas segiempat yang ada di dalam kubus, maka:

  • Volum kubus ABCD.EFGH = jumlah Volum keenam limas segiempat.

Luas alas ABCD tinggi (CG) = 6 volum limas O.ABCD atau

V O.ABCD = , dimana CG = 2t

=

= t = tinggi O.ABCD

Jadi, volum limas O.ABCD = luas alas tinggi.

Dalam limas segi-n beraturan memiliki rumus volum yang sama juga.



Limas segi-n beraturan = luas alas tinggi


Contoh soal:

Diketahui sebuah limas beraturan segiempat T.ABCD dengan panjang rusuk alas 4 cm dan apotema(garis tinggi segitiga/sisi tegak limas) adalah 6 cm. Hitunglah:

1. luas sisi alas, 3. volum limas.

2. tinggi limas,

Gambar contoh soal

Jawab:

  1. Sisi alas limas, pesegi ABCD.

Luas persegi ABCD= = 16.

Luas sisialas adalah 16 .

  1. Gunakan untuk menghitung tinggi limas t = TO.

P titik tengan BC.

Jadi, tinggi limas (t) adalah cm

  1. Volum limas

Jadi, volum limas itu adalah

1. Kesimpulan

Limas merupakan suatu bangun ruang yang diabtasi oleh sebuah segi-n dan beberapa segitiga yang alasnya berhimpit dengan segi-n tersebut dan bertemu pada satu titik di luar bidang alas.

Untuk mengetahui rumus volum limas menggunakan rumus

luas alas tinggi.

Atau dengan segi-n beraturan dengan rumus

Limas segi-n beraturan = luas alas tinggi

2. Saran

Demikianlah makalah tentang pembuktian rumus volum limas. Semoga makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman bagi kita semua khususnya kepada para pembaca untuk mendalami dan mengenal lebih dalam lagi tentang asal usul rumus volum yangmenggunakan pendekatan dari bangun kubus.

Kamis, 31 Desember 2009

Berkembangnya Budaya barat Akibat Globalisasi Dalam Budaya Indonesia

A. Globalisasi di Indonesia
Negara Indonesia memiliki beragam adat serta budaya dari suku bangsa dan adat istiadat yang membaur menjadi satu bagian kemajemukan, sehaingga semua itu perlu dipertahankan juag dilestariakan.
Globalisasi itu merupakan suatu proses terbentuknya system organisasi dan komnikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Dalam hal ini masyarakat kita di Indonesia sudah memulai namanya transformasi total kehidupan tradisional kemodern.Intitusi social tradisional memiliki fungsi seperti hokum adat, kearifan local maupun norma yang dahulu menjadi mekanisme survie / pertahanan masyarakat local dalam menghadapi berbagai persoalan telah terpinggirkan oleh kekuatan pemerinath sehingga ikatan socialpun melemah.
Globalisasi satu sisi membawa pada perkembangan yang semakin manusiawi tetapi di sisi lain melahirkan budaya yang terkadang memaksa. Gobalisasi yang sangat berpengaruh dalam perubahan budaya di Indonesia adalah masuknya budaya barat kedalam kebudayaan timur yang diman dalam hal ini adalah Indonesia. Pada mulanya budaya ini belum mempengaruhi semua lapisan masyarakat karena pada saat ini berlaku system kasta yang tidak memungkinkan kalangan masyarakat bawah untuk mengadopsi budaya ini (Matroji, 2006 : 122).
Dalam pengaruhnya budaya barat yang sekarang sering disebut budaya modern yang memberikan suatu pengaruh dalam berpakaian, juga memberikan pengruh dalam pergaulan yang masuk ke pendidikan dan gaya hidup. Sebagi subyeknya adalah para remaja.

B. Faktor Pendukung Perkembangan Budaya Barat Di Indonesia
Banyak factor yang menyebabkan remaja menyerap budaya barat antara lain:
1. Faktor Internal
Pada saat ini generasi muda memiliki semangat dan potensi yang tinggi. Selain potensi generasi muda memilki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya, seperti masuknya budaya barat.
Sebagai contoh, ketika berkembangnya system belajr yang menyenangakan atau disebut Quantum Learning yang cenderung membawa pengaruh positif bagi generasi muda.
Selain itu juga ketika berkembangnya budaya barat di Indonesia seperti clubbing di kota-kota besar sebagian besar remaja merasa tertarik untuk mencoba sehingga ketika sudah merasakkan kelebihannya perbuatan it uterus dilakukan.
2. Faktor Eksternal
Dalam perkembangan budaya barat dipengaruhi oleh berbagai factor eksternal yaitu:
a. Keluarga
Keluarga berperab penting dalam membimbing remaja untuk menentukan yang baik dan tidak baik ntuk dilakukan, serta berfungsi sebagi peran penting utama dalam sebuah keluarga, sehingga keluarga berfungsi sebagimana mestinya.
b. Koneksi Lingkungan
Lingkungan turut mempengaruhi budaya barat, budaya ini cenderung berkembang pesat di kota-kota besar, sehingga masyarakat yang ada di kota besar mudah terpengaruh serta di dukung oleh system hidup yang terbuka terhadap budaya asing.
c. Perkembangan Teknologi dan Media Masa
Perkembangan teknologi yang tidak pernah berhenti, menudahkan para remaja dalam mengadaptasi budaya asing
Begitu juag dengan perkembangan media masa terutama media masa elektronik yang memberiak tanyanan yang beu budaya barat yang dimana tanyaan budaya timur mlai hilang. Padahal budaya timur merukan budaya yang sopan dalam berbagi hal dan bias memberiaka tanyangan yang bermanfaat dalam kehidupan.
Seorang peneliti brnema Dawyer menyimpulkan secar umm orang akan mengingat 85% dariyang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian, dan 655 setelah 3 hari kemudian ( Solihin, 2003:136). Hai ini mempermudah para remaja untuk mengadaptasi budaya barat yang bukan budaya asli Indonesia.

C. Dampak Positif dan Negatif dari Perkembangan budaya barat di Indonesia
1. Dampak positif dari pengaruh perkembangan budaya barat
a) Mengubah Sistem Belajar
Pola belajar yang monoton kini telah diganti oleh sisiem pembelajarn yang disebut Enjoy Learning. System ini telah ditetapkan di sekolah di Indonesia dengan system ini para generasi muda lebih giat belajar sehingga bagi mereka merupakan suatu kebutuhan yang menyenangkan.

b) Memudahkan Jalur Komunikasi dan Informasi
Budaya barat masuk ke Indonesia telah membawa teknologi yang bermanfaat bagi perkembangan teknologi Indonesia. Contohnya TV, telepon seluler, dan lain-lain. Jika jaman dulu orang harus menungu lama untuk mengetahui suatu informasi maka saat ini tidak perl takut karena ada internet yang mempermudah untuk mengetahui segala informasi yang ada di dunia ini. Dengan adanya perkembangan teknologi memperlancar komunikasi dan informasi terutama di Indonesia.
c) Mengembangkan IPTEK
Dengan adanya pengembangan system belajar serta lancarnya komunikasi dan infomasi memudahkan para generasi muda dalam mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan IPTEK di Negara ini. Sehingga akan dihasilkan generasi muda Indonesia yang cerdas untuk membangun bangsa.

2. Dampak negatifdari pengaruh perkembangan budaya barat
a) Perubahan gaya hidup remaja
Gaya hidup yang hura-hura di kalangan remaja barat kini telah diadopsi oleh para remaja timur terutama remaja di Indonesia. Mereka menghabiskan hidupnya hanya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, berpesta pra dan menghabiskan waktu dengan sia-sia
b) Pergaulan bebas
Dalam pergaulan budaya barat tidak memiliki suatu batasan antara pri adengan cewek yang sangat berbeda dengan budaya timur yang memiliki batsan kesopanan dalam pergaulan.
Semua hal tentang sopan santun ini mulai hilang dengan pengaruh dari media yang sangat kuat membuat generasi muda melakukkan hal yang sama dengan remaja barat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lemabaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serat Pusat Penelitian dan Humaniora (LSCK PUSBIH) selama 3 tahun mulai juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1660 responden dari 16 perguruan tinggi negeri dan suasta di Yogyakarta, diperoleh data bahwa 97,05% mahasiswinya sudah kehilangan keperawanannya pada saat kuliah (Solihin, 2003 : 39), hal ini di dukung oleh kos yang tidak ada control dari pemilik kos
c) Hilangnya rasa bangga terhadap budaya timur
Sebagian besar generasai muda telah kehilangan jati dirinya sebagai bangsa timur. Hal ini terjadi kerena tidak ada lagi rasa bangga terhadap budaya timur. Seorang remaja yang hanya di rumah, mebaca buku di perpustakaan, patuh terhadap orangtua dianggap sebangai orang norak, kuno dan kurang pergaulan.
Sebaliknya, remaj yang hidupnya hura-hura, tidak patuh dengan perintah orangtua dianggap sebagai Dewa pergaulan. Sehingga remaj yang merubah gaya hidup demi pergaulan ( Ilmu, 2007 : 16).

D. Penanggulangan Dampak negative Budaya Barat
Dalam menangani dampak negative antara lain:
1. Remaja harus bias memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik karena belum pasti buday asing atau budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh buday timur kita.
2. Para orangtua sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada anaknya sehingga pergaulan anaknya bisa terkontrol dengan baik.
3. Pemerintah lebih tegas terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku akibat budaya asing.